Jadikanlah Kalian Orang Yang Mampu dan Berilmu
BIOFLOC berasal dari kata BIOS = kehidupan dan FLOC atau FLOCK = gumpalan
Biofloc adalah partikel yang teraduk oleh aerasi dan sirkulasi, yang terdiri dari kumpulan organisme autotrof dan heterotrof (bakteri, fitoplankton, fungi, ciliate, nematoda dan detritus) dan bahan tak hidup. (Conguest and Tacon,2006)
Floc dalam akuakultur adalah bahan organik hidup yang menyatu menjadi gumpalan (Rod McNeil dalam Boyd, 2002).
Biofloc terdiri atas partikel serat organik yang kaya akan selulosa, partikel anorganik berupa kristal garam kalsium karbonat hidrat, biopolymer (PHA), bakteri, protozoa, detritus (dead body cell), ragi, jamur dan zooplankton (Aiyushirota).
Konsep penerapan biofloc adalah mengubah senyawa nitrogen anorganik yang bersifat racun (amonia) menjadi bacterial protein.
Prosesnya, bahan organik diaduk dan diaerasi agar terlarut dalam kolom air untuk merangsang bakteri heterotrof aerobik menempel pada partikel organik, selanjutnya menyerap mineral seperti amonia, fosfat dan nutrien lain dalam air.
Hasilnya, kualitas air menjadi lebih baik dan bahan organik didaur ulang menjadi detritus yang diperkaya.
Hemat lahan, hemat air dan hemat pakan
Ukuran kolam lebih kecil, bisa memanfaatkan lahan sempit
Padat tebar tinggi, produksi lebih banyak, keuntungan lebih banyak
Tidak muncul bau tak sedap
Bisa diterapkan dalam ruangan, tidak tergantung sinar matahari.
Lebih higyenis dan rasa daging lebih enak
Sedikit/tidak memerlukan pergantian air (efisien air)
Tidak menggunaka bahan kimia selama masa budidaya (non residu), kecuali di awal persiapan
Dapat dilakukan dengan padat tebar tinggi (1000 – 2500 ekor/m3)
FCR rendah, dapat mencapai 0,7 (efisien pakan)
Membuang limbah lebih sedikit
Dapat diterapkan di dalam ruangan, tanpa terkena sinar matahari langsung (indoor)
Sebelum kolam diisi air dasar kolam harus dibersihkan sebersih mungkin, jika perlu dilakukan desinfeksi untuk memberantas kuman yang terdapat di dalam kolam tersebut, setelah itu kolam dikeringkan seperlunya.
Lama pengeringan pada kolam semen/ plastik 1 – 2 hari
Desinfeksi kolam dilakukan dengan menggunakan bahan antara lain Asam Klorida (HCl 1%), disemprotkan ke seluruh dinding dan dasar kolam. Bahan lain bisa menggunakan BKC 3 – 5 ppm (1 sendok makan dalam 1 m3 air), kemudian disiramkan ke dinding dan dasar kolam pada saat sore hari atau saat matahari tenggelam, bisa juga menggunakan PK 5 mg/l air.
Untuk kolam baru terutama kolam semen, sebelum digunakan harus dilakukan perendaman menggunakan cacahan pohon pisang/ sabut kelapa agar kandungan bahan beracun pengaruh semen dapat terserap oleh bahan-bahan organik tersebut, lama perendaman 10 – 14 hari.
Hal yang sama juga dilakukan untuk kolam plastik namun waktu perendaman lebih singkat (2 – 3 hari).
Pengisian air dilakukan seccara bertahap, agar tekanan tidak terjadi secara tiba-tiba, ketinggian air tahap pertama diisi hingga 40 cm.
Selanjutnya dilakukan pesangan instalasi berupa pompa udara beserta kelengkapannya (selang airator, filter pompa, pipa-pipa pengeluaran udara) dan filter pipa pembuangan air. Setelah pemasangan langsung dihidupkan untuk mengetahui kekuatan aliran arus dan kemampuan pengadukannya.
Pemasangan pompa udara harus dilakukan sedemikian rupa sehingga endapan dapat teraduk kembali, disamping itu suplai oksigen merata pada semua bagian kolam.
Aliran arus dibuat melingkar sehingga endapan terjadi di tengah.
Setelah pemasangan instalasi sudah sesuai maka pengisian air ditingkatkan lagi hingga 70 cm dan maksimal 100 cm.
Larutkan dolomit sebanyak 100-200gr/m3 air, masukkan bagian yang terlarut dan endapannya dibuang.
Dua hari berikutnya, masukkan 3kg garam/m3 air.
Sehari sesudahnya diberikan molase (tetes tebu) sebanyak 100 ml/ m3
Biarkan selama 4 hari, selanjutnya diberikan probiotik sebanyak 10ml/ m3
Sehari setelah pemberian probiotik, jika tersedia floc yang tumbuh pada media lain bisa dimasukkan (inokulasi) maksimal 10% dari volume air kolam.
Empat hari berikutnya dapat dilakukan penebaran benih
Gunakan benih yang baik / berkualitas dari induk yang unggul (secara
Ukuran seragam dari 1 pasang induk
Gerakan gesit, respon baik terhadap pakan
Tidak ada cacat / sakit
Benih yang datang, dituang dalam wadah serta dilakukan penggantian air secara bertahap (keluar masuk)
Masukkan imunostimulan dan anti stress (vitamin C) dengan dosis 10 ml /10 - 20 liter air
Tunggu hingga 30 menit baru dilakukan adaptasi ke kolam. Caranya, masukkan sedikit demi sedikit air kolam ke dalam bak yang berisi benih hingga penuh.
Lakukan penebaran benih secara perlahan – lahan.
Gunakan pakan berkualitas dengan kandungan protein di atas 31 %.
Gunakan stok pakan yang baru dan hindari penggunaan pakan yang kedaluwarsa (tengik, berjamur, bau tidak sedap, warna berubah).
Berikan pakan sesuai kebutuhan dan jangan berlebih. Pemberian pakan berlebih dapat berakibat air cepat rusak dan menghasilkan racun.
Pemberian pakan yang terlalu sedikit dapat menyebabkan pertumbuhan ikan lambat, tidak rata dan menimbulkan sifat kanibal pada ikan.
Untuk meningkatkan daya cerna / kualitas pakan, dapat dilakukan dengan proses fermentasi pakan sebagai berikut :
Setiap 5 kg pakan diberikan molase sebanyak 200 ml yang direbus sampai mendidih
Berikan probiotik sebanyak 2 cc/ kg pakan (10 cc dalam 5 kg)
Basahkan dan aduk pakan dengan 0,8 liter air sampai merata
Masukkan kedalam ember yang ditutup, 12 jam berikutnya dibuka dan diaduk kembali, kemudian ditutup kembali selama 2 hari.
Pakan siap diberikan kepada lele yang dipelihara, selama tidak lebih dari 2 hari setelah fermentasi
Bila menerapkan teknologi biofloc, setelah sistem terbentuk, pakan bisa dihemat dengan mengurangi pakan hingga 30%.
Penggunaan Pupuk Diawal
Sedikit/Tanpa Pergantian Air
Sifon Endapan / Buang Kotoran
Aplikasi Probiotik / Fermentasi
Penambahan Karbon Organik (Tetes, Terigu, Kanji)
Garam Krosok
Pengapuran
AWAL : diusahakan air berwarna kehijauan dengan aplikasi pupuk
PERALIHAN : keruh, kadang air bau ikan stress.
AIR JADI : merah ungu, merah kecoklatan
AIR KEHITAMAN : usahakan hindari.
Gunakan benih yang sehat, berkualitas / bibit unggul
Transportasi yang baik (tidak terlalu padat, perhatikan suhu, benih
Adaptasi penebaran (pencelupan obat dan menggunakan imunostimulan)
Pengelolaan air yang baik dengan menggunakan probiotik dan bahan lain yang mendukung kestabilan kualitas air
Terapkan biosecurity (pencegahan masuknya penyakit dan penularan)
Gunakan pakan berkualitas
Kunyit
Temulawak
Jahe
Kencur
Bawang putih
Daun papaya
Dll.
Caranya cuci bersih, haluskan, peras, ambil airnya.
Kemudian campurkan dengan pakan dan berikan pada ikan
Pencelupan
Biasanya untuk benih yang baru datang, sebelum ditebar ke kolam, benih dicelup obat terlebih dahulu. Dosis tinggi, waktu sebentar (dalam hitungan detik hingga menit)
Misalnya: PK 3 – 5 ppm. BKC 1,5 – 2 ppm
Perendaman
Dilakukan pada saat proses budidaya. Dosisnya sedang waktu lebih panjang beberapa jam – 1 hari. Setelah itu air diganti sebagian atau seluruhnya. Perlakuan biasanya diberikan saat ada gejala penyakit.
Misalnya : PK 2 – 3 ppm selama 8 jam, BKC 1,5 jam selama 8 – 10 jam.
Perendaman jangka panjang
Dilakukan pada saat proses budidaya. Jenis obat tidak bahaya, ramah lingkungan sehingga tidak perlu ganti air setelah perlakuan.
Misalnya : Pemberian probiorik, kapur, garam, molase (tetes)
Pengobatan melalui pakan
Vitamin dan mineral (premix)
Asam amino (silase),
asam lemak (minyak ikan, minyak cumi)
Immune stimulant (glucan, ALA, peptidoglycan, fucoidan, ekstrak herbal)
Antibiotik
Misalnya : 2 gr / kg pakan
Berarti tiap kg pakan perlu obat 2 gr. Bila pakannya 4 kg berarti perlu 4 x 2 gr = 8 gr.
Diberikan tiap kali pakan selama periode tertentu (misalnya 5 hari berturut-turut).
Obat terlebih dahulu dicampur air secukupnya, dan dicampur ke pakan. Selanjutnya pakan dilapis dengan telor ayam atau minyak cumi. Diangin-anginkan sebentar agar kering. Baru diberikan.
Kegiatan pemisahan ukuran agar lebih seragam.
Tujuan :
Mengurangi pemangsaan (kanibal).
Memberi kesempatan tumbuh bagi yang lambat.
Meningkatkan produksi dan efisiensi pakan
Meningkatkan keuntungan.
Pelaksanaan : tergantung kondisi keragaman ikan. Biasanya sekitar 2 – 3 minggu setelah tebar. Maks setelah 1 bulan.
Panen dilakukan saat ikan sudah mencapai ukuran 8 – 12 kg atau sesuai dengan permintaan pasar.
Jangan lakukan pengurangan air sebelum pembeli datang.
Hindari suhu yang terlalu panas
Gunakan peralatan panen seperti (jaring) untuk mempercepat panen.